Dhamma

Dhamma tidak hanya ada dalam hati sanubari manusia dan pikirannya, tetapi juga dalam seluruh alam semesta. Seluruh alam semesta terliputi olehnya. 

Dhamma

Kisah Tujuh Buddha Bhaisajyaguru

Bhaisajyaguru, dikenal sebagai Buddha Obat, adalah perwujudan kekuatan penyembuhan yang khusus muncul untuk meringankan penyakit fisik dan mental yang melanda makhluk hidup.

patung Bhaisajyaguru Buddha

Dalam “Asura Sutra” diceritakan bahwa pada masa siklus dunia tak terhitung dan tak terkirakan yang lampau, di dunia kita ini pernah muncul suatu masa siklus dunia bernama Mahavesa (Penampilan Agung), Buddha-nya bernama Mahabhijna Jnanabhibhu (Penembusan Agung Berkebijaksanaan Unggul).

Pada masa itu, Tujuh Buddha Bhaisajyaguru di bawah Buddha Mahabhijna Jnanabhibhu untuk pertama kalinya Mereka menanam akar kebajikan.

Dimana ketika Buddha Mahabhijna Jnanabhibhu berada di hutan, ada seekor kera mempersembahkan madu kepada Tathagata Mahabhijna Jnanabhibhu. Saat itu juga ada enam ekor kera lainnya turut menyaksikan dan bergembira. Akibat perbuatan mulia ini, maka dalam kehidupan berikutnya kera yang mempersembahkan madu terlahir di masa Buddha Nirmanagra (Inkarnasi Unggul) sebagai seorang pangeran mahkota, dan meninggalkan rumah-tangga dengan nama Bhiksu MadhuraSementara keenam ekor kera yang menyaksikan dan bergembira ikut terlahir sebagai saudara kembarnya yang juga mengikuti jejak kakak sulungnya menjadi Bhiksu.

Selanjutnya, di zaman Buddha Nilanagavabhasa (Naga Cahaya Biru), Bhiksu Madhura terlahir sebagai Dharmausadhi (Obat Dharma), seorang tabib yang memiliki enam saudara kembar.

Tatkala mereka sedang mengumpulkan obat-obatan di Gunung Dhiraparvata (Gunung Tenteram), Dharmausadhi dan keenam saudara kembarnya bertemu dengan Buddha tersebut dan membangkitkan Bodhicitta secara pasti untuk pertama kalinya.

Kisah nubuat Mereka yang paling terkenal ialah saat sang kakak sulung dan keenam saudara kembarnya terlahir kembali sebagai tujuh saudara kembar yang sama-sama membina diri dan berikrar semasa Buddha Vidyutprabha, dimana saat Dunia Saha ini juga sedang mengalami rintangan berat dari Lima Kekeruhan dan Mereka bertekad membangkitkan tekad belas kasih agung, hendak menguntungkan semua makhluk yang sakit berat. Maka, Mereka diberi julukan menjadi Raja Tabib. Ketujuh Raja Tabib pada saat itu tidak lain adalah Tujuh Tathagata Bhaisajyaguru (Tujuh Guru Pengobatan yang Datang Demikian) dari dunia sebelah Timur.